JSIT Daerah Sragen Terbentuk


Pengurus JSIT Daerah Kabupaten Sragen usai dilantik oleh, Sigit Cayantoro, S.Si, Ketua JSIT Wilayah Jawa Tengah
SRAGEN - JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) Indonesia Kabupaten Sragen membekali guru dalam upgrading SDM dengan mengusung tema “Menumbuhkan ruh pendidik yang berjiwa ikhlas dan islami” bersama ust. Shobikhul Qisom, M. Pd dari Surabaya

Berlangsung pada Sabtu (28/7) di Gedung IPHI Nglorog Kab Sragen menempatkan Syahrul Muflikhun, MM sebagai nakhoda baru JSIT Kab Sragen periode 2018-2022. Ketua dan segenap pengurus baru juga dilantik pada kesempatan tersebut. Terpilihnya Kepala sekolah SDIT Baitul Qur’an ini sebagai regenerasi tongkat estafet dari Suparlan Abdul Hakim S.Pd.SD. Pembekalan Awal Tahun ini di ikuti oleh 400 guru SIT dan karyawan yang tergabung dalam 26 Instansi sekolah di bawah naungan JSIT Indonesia Kab Sragen.

Dalam Pembekalan Awal Tahun itu dihadiri oleh Wakil Bupati Dedy Endriyanto, S.E yang menjabat sebagai Pembina JSIT Kab Sragen, perwakilan Kepala Dinas Kabupaten Sragen Sunari, S. Pd dan  Ketua JSIT Jawa Tengah Sigit Cahyantoro

Serangkaian acara dimulai pukul 07.00 WIB - 11.45 WIB. Suparlan Abdul Hakim, S. Pd., SD., sebagai ketua JSIT Kab. Sragen periode lalu menyampaikan bahwa, "Ada tiga hal yang harus ditanamkan pada diri pengurus JSIT yang baru dan guru SIT, yaitu 1. Semangat. Tanpa semangat cita cita tidak akan berhasil. 2. Ukhuwah kebersamaan, Tangan Allah akan bersama orang-orang yang berjama'ah. Dengan kebersamaan insya Allah, Allah akan bersama kita. 3. Tujuan. Mewujudkan mutu pendidikan Indonesia dan menciptakan generasi yang cerdas dan mulia. Selain tiga hal tersebut, nilai-nilai islam dalam setiap proses pembelajaran harus ditanamkan dalam sekolah-sekolah JSIT. Seperti, memulai pembelajaran dengan berwudhu, berdoa, dan menjadi mitra bagi dinas terkait.

Hal senada dikatakan perwakilan Kepala Dinas Kabupaten Sragen, Sunari, S. Pd. Peserta didik harus memiliki karakter akhlak yang baik, seperti beriman kepada Allah, jujur, rendah hati, tanggungg jawab, disiplin, kerja keras, kerja tuntas, dan lain sebagainya. Selain karakter ada empat kompetensi (4K) yang ditumbuhkan pada anak, yaitu berpikir kritis ( critical thinking ), bekerjasama/ kolaborasi, komunikasi, dan kreatif. Seiring perkembangan zaman anak-anak dipersiapkan untuk menguasai teknologi. Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Kompetensi guru harus kita tingkatkan terus untuk mendidik sesuai dengan zamannya. Salah satu program pemerintah Kabupaten Sragen yaitu Guru dan orangtua menjadi teladan baik di sekolah maupun di rumah yaitu WAJARI (Wajib Belajar dan Mengaji) mulai pukul 18.00 WIB - 20.00 WIB. Tidak hanya karakter dan kompetensi yang ditanamkan tapi kegiatan literasi baik literasi baca, budaya, bahasa untuk menambah wawasan. Dengan adanya sekolah islam terpadu akan tercipta generasi yang tidak membedakan antara ilmu dunia dan agama. Disinilah Awal untuk kejayaan islam dimuka bumi.

Sementara itu wakil Bupati Dedy Endriyanto, S.E menambahkan, Berada di jaringan islam ini berbeda dengan sekolah pada umumnya. Beban yang ada di belakang kita adalah anak-anak yang mengharapkan masa depannya."Barang siapa yang tidak memiliki sesuatu pasti tidak bisa memberikan sesuatu kepada orang lain." Begitu pula jika kita menginginkan anak didik kita memiliki akhlak yang mulia, cerdas, dan karakter baik lainnya  yang ingin kita tanamkan, maka kita harus memiliki karakter tersebut terlebih dahulu.

Usia JSIT sudah memasuki usia 15 tahun, usia sudah baligh. Sudah mulai bisa bertanggung jawab dan mandiri. Mendorong untuk  terbentuknya kepengurusan di setiap daerah di tiap kota kabupaten. Harapannya keberadaan JSIT semakin terasa dan diakui di masyarakat atau di lingkungan sekitar, pungkas Sigit Cahyantoro.

Master Of Trainer Shobikhul Qisom, M. Pd dari Surabaya menyampaikan bahwa konsekuensinya menjadi guru SIT(Sekolah Islam Terpadu) yakni semakin besar tanggung jawab semakin banyak yang dikorbankan. Maka langkah untuk mengatasi yakni:
Langkah1:
1. Percaya Diri
2. Iman yang kuat dan sholeh

Langkah2:
Pahami sejarah sekolah, JSIT, visi misi, sistem orientasinya, model dan konsep, pendidikan, segmen siswa mana yang akan kita didik

Langkah ke3:
1. Bergegaslah datang ke sekolah, jangan telat
2. Bekerja sebagai bentuk perjuangan (Al jihaddu sabiluna)
3. Disiplin sebagai wujud komitmen berjama'ah
4. Gunakan semua fasilitas yang tersedia dengan kebersahajaan
5. Tersenyum dan sapalah kawan seperjuangan dengan penuh cinta
6. Taatilah pimpinanmu sebagai wujud taat kepada Allah (barang siapa yang tidak bisa dipimpin maka dia tidakakan bisa memimpin)
7. Bergegaslah pulang untuk keluarga
8. Hidupi dengan ke tujuh langkah itu dengan dzikir dan doa

Menerima 3 hal:
1. Terimalah gaji sebagai amanah yang dipertanggungjawaban
2. Terimalah siswa atau santri dan orang tuanya sebagai amanah
3. Terimalah semua orang di sekolah sebagai saudara berjamaah  yang selalu merapatkan shafnya
Bagilah 3 hal:
1. Bagilah ilmu
2. Bagikah hadiah
3. Bagilah waktu: belajar, berkhidmat, muhasabah

Share on Google Plus

About Dwi Pujiyanto

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar