LPIT Robbani Gelar Parenting Class Untuk Wali Murid SDIT dan SMPIT

Para peserta menyimak dengan saksama paparan parenting dari Cahyadi Takariawan (Jogja Family Centre), Sabtu (8/2) di Sae Inn Hotel Kendal
KENDAL - Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) Yayasan Robbani Kendal, menggelar acara Special Parenting Class, dengan Tema Merajut Keindahan Keluarga, yang menghadirkan pembicara, Ustadz Cahyadi Takariawan, S.Si, A.Pt, Penulis Buku Best Seller Wonderful Family dan Konsultan Keluarga. Acara yang berlangsung 8 - 9 Februari 2020 tersebut, dilaksanakan di Sae Inn Hotel Kendal.
Menurut ketua LPIT Robbani Kendal, Ahmad Syaifudin, S.Si, acara ini bertujuan untuk merekatkan hubungan antara orang tua wali murid dengan SDIT dan SMPIT Robbani. "Kami berharap peran serta orang tua wali murid ikut andil dalam proses pendidikan ini, jadi bukan sekedar titip," ungkap Ahmad Syaifudin atau yang akrab disapa Bang Asep, Sabtu (8/2).
Ditambahkan oleh Asep, semua orang tua yang menyekolahkan anaknya di Robbani ini menjadi keluarga yang kokoh. "Dalam mendidik anak berkarakter, bukan hanya tanggung jawab guru dan sekolah, tapi peran serta orang tua jauh lebih diperlukan," imbuhnya.
Kegiatan yang diikuti oleh 200 lebih peserta, dikonsentrasikan kepada orang tua wali murid baru, khususnya untuk SDIT kelas satu dan dua, kemudian SMPIT kelas tujuh dan delapan. "Harapan kami, dengan tercipta sinergi ini, jalan menuju gol pendidikan kita lebih cepat dan lebih enak," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Kendal Mirna Annisa, hadir sebagai pembicara utama mengungkapkan, bahwa Wonderful Family bagi setiap orang berbeda - beda. 
How to become a wonderful family? Tugas kita bagaimana menciptakan keluarga yang produktif satu sama lain saling terbuka, saling menghargai dan tercipta tanpa rasa cinta. Masalah sekecil apapun serahkan dan kembalikan kepada Allah. Hawa nafsu tidak terkontrol kembalikan kepada Allah dan bersyukur adalah kunci dari segalanya.
"Saya mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Robbani Kendal, karena sudah menjadi motor penggerak sekolah Islam di Kabupaten Kendal," ucap Bupati Mirna.
Sementara dalam pemataran materinya, Ustadz Cahyadi Takariawan menjelaskan, keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, dalam membentuk jati diri generasi penerus bangsa. Anak-anak yang dilahirkan dalam bingkai keluarga adalah aset utama penerus pembangunan nasional, yang oleh karenanya harus dicetak untuk memiliki karakter yang kokoh dan memiliki jati diri bangsanya. 
"Inti dari acara ini adalah sekolah orang tua, jadi anak harus sekolah dan  orang tua juga harus terus sekolah. Artinya sekolah mendidik anak," imbuh Konsultan Keluarga, Jogja Family Center (JFC) Yogyakarta tersebut.
Ada tiga poin penting dalam materi kegiatan ini, yang pertama bagaimana menjadi pasangan yang bahagia. Kemudian, bagaimana cara mendidik, mengarahkan anak dan apa peran-peran yang dilakukan untuk mendidik anak. Yang terakhir,  bagaimana cara interksi antara suami-istri dan interaksi orang tua kepada anak yang baik.
Lebih jauh Cahyadi menambahkan, dalam keluarga itu berlaku teori sistem. Ada ungkapan dalam teori sistem, "semua yang terjadi pada kamu, juga terjadi padaku". Dengan kata lain, apa yang terjadi pada suami, juga terjadi pada istri, begitu juga yang terjadi pada orang tua, juga akan terjadi pada anak, dan terjadi sebaliknya. "Karena itu sistem, semua harus dikondisikan," ujarnya.
Saat disinggung perhatian dan cara mendidik anak yang baik, Cahyadi mengungkapkan caranya dengan DEKAT yakni, D, dengarkan. Anak itu butuh didengarkan. Kemudian E, endapkan, orang tua harus bisa mengendap masalah anak dan dicari kebenarannya. Selanjutnya K, komunikasikan, apa yang dianggap tidak baik oleh orang tua, dikomunikasikan kepada anak.
"Kemudian A, arahkan, setelah dikomunikasikan baru anak kita arahkan yang baik. Dan yang T, tegaskan, cinta kasih orang tua kepada anak harus ditegaskan," jelasnya.
Hal yang menarik dari pemaparan Cahyadi adalah, Untuk mewujudkan rumah tangga bersuasana surga, diperlukan beberapa usaha yang harus dilakukan secara bersungguh-sungguh oleh semua anggotanya, yakni "dekat".
Suami-istri yang soleh dan solehah, belum tentu memiliki keturunan yang soleh. Suami-istri harus mampu menghadirkan surga dalam rumah tangga dengan cara pendekatan kepada anak. "Jadi disamping orang tua yang soleh dan solehah, dalam mencetak anak menjadi pribadi yang soleh, juga harus menerapkan "dekat" tadi ,"pungkasnya.

sumber: wawasan.co
Share on Google Plus

About Dwi Pujiyanto

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar