SURAKARTA — Ketua Dewan Pembina Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Prof. Dr. Sukro Muhab, M.Si., menegaskan pentingnya menyiapkan tiga klaster keterampilan secara seimbang agar ekosistem pendidikan mampu merespons tantangan masa depan yang semakin dinamis.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Forum Penguatan Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, dan Guru Sekolah Islam Terpadu (SIT) se-JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah yang digelar Minggu (20/7) siang di Aula SMKN 4 Surakarta.
Membuka kegiatan, Ketua JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Zainal Abidin, menyampaikan apresiasi atas kehadiran para peserta dari berbagai lembaga SIT di Jawa Tengah. Ia mengajak seluruh unsur pengelola pendidikan untuk memperkuat jejaring, berbagi praktik baik, dan saling memberi energi positif.
"Alhamdulillah, Prof. Sukro dapat hadir di tengah-tengah kita siang ini. Mari kita simak nasihat beliau untuk menguatkan dan mengokohkan langkah kontributif kita di bidang pendidikan. Semangat berkolaborasi dan menginspirasi," ujar Zainal.
Dalam sesi pemaparan utama, Prof. Sukro menggarisbawahi bahwa pendidik, pengelola yayasan, dan seluruh pemangku kepentingan perlu mengembangkan tiga klaster keterampilan tersebut secara seimbang. Pertama adalah keterampilan teknis (technical skill) yang mencakup kemampuan dalam artificial intelligence, big data, jaringan dan keamanan siber, serta literasi teknologi. Kedua adalah keterampilan lunak (soft skill) yang mencakup kemampuan sosial, kepemimpinan, dan manajemen talenta. Ketiga adalah keterampilan kognitif (cognitive skill) yang mencakup rasa ingin tahu dan semangat belajar sepanjang hayat, berpikir kreatif, ketangguhan atau resilience, fleksibilitas dan adaptabilitas, kemampuan berpikir analitis, serta pola berpikir sistematis.
“Para pendidik, pengelola yayasan, dan seluruh pemangku kepentingan harus mengembangkan tiga klaster keterampilan secara seimbang—teknis, lunak, dan kognitif—untuk mampu menjawab tantangan masa depan,” tegas Prof. Sukro.
Menutup pemaparannya, Prof. Sukro menekankan perlunya transformasi pola pikir di semua lini—guru, orang tua, maupun murid. Pergeseran dari fixed mindset ke growth mindset menjadi pondasi penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
"Kecerdasan, kepribadian, dan karakter dapat dikembangkan—tidak bersifat statis. Tumbuhkan keinginan untuk terus belajar, siap menerima tantangan, tidak mudah menyerah, tidak takut gagal, dan terbuka terhadap kritik," pesan Prof. Sukro.
0 komentar :
Posting Komentar